Spiritual

Idul fitri

Ramadan Menghitung Hari
loading...

Jumat, 21 Februari 2020

Tata Cara Pemulasaraan Jenazah


SPIRITUAL MEDICINE, Tata Cara Pemulasaraan Jenazah

Perinsipnya dalam Islam itu, setiap manusia yang telah berpulang.
Maka jenazah harus dimandikan, dikafani, dan disholati sebelum akhirnya dikuburkan.
Hukum seluruh tahapan tersebut adalah fardu kifayah.
Maka itu, muslim harus mengetahui tata cara dan bacalah doa memandikan jenazah.




Tata Cara Pemulasaraan Jenazah 

Dalil mengenai pemulasaraan/ memandikan jenazah sendiri diterangkan oleh hadis riwayat Bukhari-Muslim.
Ibnu Abbas ra berkata: Nabi Saw bersabda perihal orang yang meninggal dunia karena terjatuh dari untanya: 
"Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara". (HR. Bukhari-Muslim)

Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam memandikan jenazah.
Mulai dari niat, tata cara, hingga doa yang panjatkan. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini tahapan dan penjelasannyanya.

Niat memandikan jenazah

Sebelum memandikan jenazah, seseorang harus membacakan niatnya terlebih dahulu yang disesuaikan dengan jenis kelamin jenazah. Simak bacaan niatnya seperti yang dikutip dari buku Terjemah dan Fadhilal Majmu' Syarif.

Niat memandikan jenazah laki-laki


نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِهَذَا الْمَيِّتِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla lihaadzal mayyiti lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Saya berniat memandikan jenazah (laki-laki) karena Allah Taala.

Niat memandikan jenazah perempuan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِهَذِهِ الْمَيِّتَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla lihaadzihil mayyitati lillaahi ta'aalaa.
Artinya: Saya berniat memandikan jenazah (perempuan) karena Allah Taala.

 

Panduan detail Tata cara memandikan jenazah 

Di bawah ini tata cara memandikan jenazah dihimpun dari Referensi **

  • Jenazah ditempatkan pada area yang terlindung dari sengatan matahari, hujan, atau pandangan orang banyak.
  • Diletakkan pada tempat yang lebih tinggi, seperti balai-balai atau dipan, saat ini sudah ada tempat atau kereta dorong khusus tempat memandikan jenazah
  • Jenazah diberikan pakaian seperti sarung atau kain agar auratnya tetap tertutup.
  • Orang yang memandikan hendaknya mengenakan sarung tangan.
  • Air yang digunakan untuk memandikan jenazah adalah air dingin, kecuali dalam keadaan darurat seperti di daerah sangat dingin atau sebab  khusus
  • Sebagian air dapat dicampur dengan wewangian seperti kapur barus yang dapat digunakan sebagai siraman terakhir.
  • Disunnahkan memandikan; jenazah dengan daun bidara atau sesuatu yang bisa menghilangkan daki, seperti sabun.
  • Bersihkan jenazah dari najis yang melekat di bagian anggota badannya.
    • Tekan perut jenazah secara hati-hati untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin terdapat di dalamnya. Kemudian sucikan dengan air.
    • Bersihkan kotoran yang ada pada kuku, jari-jari tangan, mulut, hingga gigi.
  • Selama memandikan jenazah disunnahkan mendahulukan anggota tubuh yang biasanya dipakai wudu dan dimulai dari anggota badan sebelah kanan.
  • Selanjutnya menyiramkan air ke seluruh badan jenazah sampai merata dari ujung kepala hingga ujung kaki.
  • Baringkan jenazah ke kiri ketika membasuh anggota badan yang ada di sebelah kanan, 
    • lalu baringkan jenazah ke kanan saat membasuh anggota badan yang ada di sebelah kiri.
  • Serangkaian kegiatan tadi dihitung satu kali basuhan dalam memandikan jenazah.
  • Disunnahkan memandikan jenazah sebanyak 3-5 kali.
  • Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, basuhan terakhir dapat menggunakan air yang telah diberi wewangian tanpa alkohol.


Doa memandikan jenazah

Merujuk dari buku Modul Fikih Ibadah, 

Berikut bacaan doa setelah memandikan jenazah yang dapat dibacakan untuk jenazah laki-laki maupun perempuan.

لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَريكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي وَإِيَّاهُ (هَا) مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي وَإِيَّاهُ (هَا) مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ


Artinya: 
Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa Yang tiada sekutu bagi-Nya. Segala puji hanya bagi-Nya, Dia yang menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. 
Ya Allah, mohon Engkau jadikan aku dan dia (jenazah ini) termasuk orang- orang yang bertaubat serta orang-orang yang suka bersuci.

Sebelum memandikan jenazah, muslim juga perlu memahami tentang orang yang berhak memandikan jenazah. 

Berikut penjelasannya:
Jenazah adalah muslim atau muslimah dan bukan bayi yang mati dalam kandungan. 
Dan atau anggota badannya masih ada, sedikit, atau sebagian.


Jenazah bukan mati syahid, sebab orang mati syahid tidak wajib dimandikan
Jika jenazah laki-laki, maka yang berhak memandikannya adalah anak laki-laki dan laki-laki lain, 
serta istri, anak wanita, atau mahramnya.


Jika jenazah wanita yang diperbolehkan memandikannya adalah anak wanita atau wanita lain, suami, anak laki-laki, atau mahramnya.
Jika jenazah anak-anak, yang boleh memandikannya adalah laki-laki atau wanita.
Apabila pada anggota badan jenazah terdapat cacat, orang yang memandikan harus merahasiakan hal tersebut.

Panduan berikut sebagai referensi  

Berikut penjabaran terkait tata cara merawat jenazah yang terdiri atas 4 tahapan.
 

1. Memandikannya

Menukil buku Pedoman Tata Cara Mengurus Jenazah susunan Muhammad Sauqi, ada sejumlah ketentuan saat memandikan jenazah. 

  • Jenazah harus diletakkan di tempat yang tinggi agar memudahkan air yang telah disiram ke tubuhnya.
  • Jenazah laki-laki hendaknya dimandikan dengan laki-laki, begitu pun dengan jenazah perempuan yang harus dimandikan oleh sesama perempuan. 
  • Setelah meletakkan jenazah di tempat tinggi, lepas pakaian jenazah dan ganti dengan kain untuk menutup auratnya.
  • Kemudian, bakar dupa atau taruh wewangian dalam ruangan tersebut untuk mencegah bau tak sedap yang keluar dari tubuh jenazah. 
  • Orang yang memandikan hendaknya menggunakan sarung tangan, terutama ketika menggosok badan jenazah.
  • Urutlah perut jenazah dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada di perut, kecuali apabila si jenazah dalam kondisi hamil. 
  • Bersihkan juga lubang-lubang kotoran sambil menyiramkan air.
  • Setelah bersih, wudhukan jenazah seperti wudhunya orang hidup. 
  • Lalu, siram air bersih ke seluruh tubuh yang diawali dari kanan, mulai kepala hingga kaki. 
Adapun, bagi orang yang meninggal dalam keadaan syahid di jalan Allah SWT seperti tewas di pertempuran atau peperangan melawan orang musyrik, bagi mereka hendaknya tidak dimandikan.
 
Rasulullah SAW bersabda,
"Janganlah kalian memandikan mereka, sebab setiap luka atau darah mereka akan mengeluarkan aroma wewangian misk (yakni biang minyak wangi tertentu) pada hari Kiamat kelak." (HR Ahmad)

 

2. Mengkafaninya

Ketentuan jumlah kafan jenazah laki-laki dan perempuan berbeda. 
Bagi laki-laki, kafannya berjumlah 3 lembar, sementara jenazah perempuan berjumlah 5 lembar.

Kain kafan yang dianjurkan warnanya putih, bersih dan telah diberi wewangian. Jangan menggunakan kain yang mewah atau mahal.
 
Cara mengkafani jenazah laki-laki
Lakukan dengan cara sebagai berikut ;

A. Letakkan 5 tali, yakni 3 panjang dan 2 pendek. 
Sebanyak 3 tali panjang digunakan untuk sikut, pinggang, dan lutut, 
Sedangkan 2 tali pendek untuk mengikat ujung kepala/pocong dan ujung kaki. 
Jumlah tali ini bukan wajib, artinya boleh disesuaikan.
  • Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh) di atas kelima utas tali tadi. Sehingga, nantinya setelah jenazah diletakkan di atasnya, kain tersebut terletak di bagian kanan jenazah. 
  • Letakan kain ke-2 (pembungkus seluruh tubuh) di sebelah kain ke-1 selebar punggung jenazah dan ditumpangkan di atas tepi kain ke-1. Sehingga, ketika jenazah diletakkan di atasnya, kain tersebut terletak di bagian kiri badan jenazah.
  • Hamparkan kain ke-3 di atas kedua lembar kain yang sebelumnya, dan letakkan pada bagian pinggang sampai kaki jenazah.
  • Taruhlah hamparan kapas, serbuk kayu cendana, dan wewangian lain di atas susunan kain tersebut. 
  • Kemudian, angkat jenazah dan letakkan di atas kain kafan yang telah disiapkan tadi.
  • Tutuplah dahi, hidung, dua telapak tangan, lutut, jari-jari kaki jenazah dengan kapas. 
  • Termasuk lubang dubur, lubang hidung, dan kedua telinga.

B. Mulailah membungkus jenazah dengan diawali dari kain yang ke-3 (yang paling atas atau sarungnya) lalu disusul kain ke-2 dan ke-1 secara berurutan.
  • Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, dan atas kepalanya dengan tali yang telah disiapkan tadi. Sebaiknya tali pocong diikat ketika jenazah akan diberangkatkan ke pemakaman.

Untuk Jenazah perempuan bisa dikafani 
Dengan ketentuan berikut:

Lakukan dengan Gelar sehelai tikar.
Letakkan 5 utas tali, yakni 3 panjang dan 2 pendek. 
Sebanyak 3 tali panjang digunakan untuk sikut, pinggang, dan lutut, sedangkan 
2 tali pendek untuk mengikat ujung kepala/pocong dan ujung kaki. 

Lakukan tahapan ini yakni;
Mulai dengan Gelar kain ke-1 (kain pembungkus seluruh tubuh). 
Gelar kain ke-2 (pembungkus seluruh tubuh) di sebelah kain ke-1.
Buatlah baju kurung tidak berjahit dengan kain ke-3. 

Caranya dengan mengukur panjang badan jenazah dari ;

Punggung hingga kaki, lalu ambil kain kafan 2 kali lipatnya.
Lipat kain tersebut hingga menjadi 2 lapisan. 
Buatlah lubang pas di tengah lipatan kain, selebar kepala jenazah. 
Lalu, buka lipatan tersebut dan letakkan di atas kain ke-1 dan ke-2 sebelumnya.
 
Gelar kain ke-4 (untuk sarung) dan letakkan di bagian pinggang sampai kaki jenazah. 
Buatlah celana dalam tak berjahit (seperti popok bayi) dan letakkan di atas kain ke-4 searah alat kelaminnya.
Taruhlah sedikit kain yang cukup untuk membuat kerudung di atas kain ke-3 atau baju kurung searah kepalanya.
Taruhlah hamparan kapas, serbuk kayu cendana, dan wewangian lain di atas susunan kain tersebut. Kemudian, angkat jenazah dan letakkan di atas kain kafan yang telah disiapkan tadi. 
Tutuplah dahi, hidung, dua telapak tangan, lutut, jari-jari kaki jenazah dengan kapas. Termasuk lubang dubur, lubang hidung, dan kedua telinga. 
Mulailah membungkus jenazah dengan diawali dari mengenakan celana dalamnya, lalu membungkus dengan sarungnya, mengenakan kerudungnya, memasang baju kurungnya dengan memasukkan kepala jenazah pada lubang baju kurung dan menutupkan kembali baju kurung yang telah dibuka bagian depannya. Lalu, bungkus dengan kain ke-2 dan disusul kain ke-1. Ikat bagian siku, pinggang, lutut, kaki, dan atas kepalanya dengan tali yang telah disiapkan tadi. 

3. Menyalatkannya Jenazah 


Pada saat sudah selesai dikafani kemudian disalatkan 
Tempat disesuaikan bisa lakukan  di masjid atau dirumah atau ditempat khusus*

Panduan salat jenazah dengan 4 kali takbir, tanpa rukuk dan sujud. 

Berikut tata caranya:

Membaca niat dalam hati

Berdiri bagi yang mampu
Takbiratul ihram dan tiga takbir lainnya dengan "Allahu Akbar"
Takbir pertama membaca Surat Al-Fatihah
Lanjut takbir kedua dan membaca shalawat kepada Nabi SAW, dianjurkan melafalkan shalawat Ibrahimiyah. 
Pada takbir ketiga membaca doa khusus untuk jenazah
Takbir keempat membaca doa untuk jenazah dan kaum muslim Ditutup dengan salam
 

4. Menguburkannya

Setelah memandikan, mengkafani dan menyalatkan jenazah, 

Selanjutnya mayit diangkat / ditandu atau pakai mobil jenazah untuk diantar ke tempat penguburan. 

Saat pengantaran, dianjurkan mempercepat langkah, boleh juga mengiringinya dengan berdzikir.

Sebelumnya, hendaklah mempersiapkan pekuburan yang telah digali untuk jenazah. 

Supaya setelah mayat sampai di pemakamannya, liang kubur telah siap.
 
Untuk menguburkan mayat dilakukan dengan memasukkannya ke dalam sebuah lubang lalu menutup kembali dengan tanah, sehingga tidak terlihat lagi jasadnya, tidak tercium baunya, juga terhindar dari binatang buas.

Catatan khusus;   
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menguburkan jenazah:

  • Memperdalam liang kubur sekitar dua meter dari permukaan tanah.
  • Kuburan berbentuk lahad, yakni;
    • Bagian bawahnya dikeruk sebelah ke kiblat, dan setelah mayat dibaringkan dalam lubang, 
  • Maka liang tersebut ditutupi dengan bilah papan, 
  • Kemudian ditimbun dengan tanah, 
  • Ketika memasukkan jenazah ke dalam lubang, 

Bacalah Doa
Bismillah wa 'ala millati Rasulillah" atau "Bismillah wa 'ala sunnati Rasulillah
  • Membaringkan mayat dengan tubuh dimiringkan ke kanan dan wajah mengarah ke kiblat.
  • Selesainya, lubang ditimbun kembali dengan tanah. 
Dan bagi mereka yang hadir saat pemakaman hendaknya berdoa kepada Allah SWT dengan memohonkan ampunan bagi si jenazah atau 
Bacalah  Talqin yaitu doa yang biasa dilafalkan di atas kuburan supaya dapat menuntun ruh mayat untuk menjawab pertanyaan malaikat penjaga kubur.
 

Selesailah panduan Tata Cara pemulasaraan Jenazah sebagai rangkaian mengantar siMayit kehadapan Allah Azza Wajalla yang telah memberi kehidupan.

Apabila melihat hal-hal yang positif pada jenazah, maka diperkenankan untuk menyebarluaskan sebagai motivasi bagi orang lain untuk meniru perilaku terpuji jenazah selama hidup.

Bukan sebaliknya termasuk Gibah 

Subhanallah 

Mudah - mudahan artikel ini menambah keIMANAN kita bersama, disajikan dalam seputar Kecerdasan Spiritual, MENTAL HEALTH, SPIRITUAL MEDICINE, Jika Anda ingin membaca artikel lain tersaji dalam ;


Bacalah juga :



Kesimpulan ;

Demikian uraian singkat artikel tentang Tata Cara Pemulasaraan Jenazah
Semoga bermamfaat dan menambah wawasan keImanan serta berpikir Cerdas, nantikan informasi Update
by Spiritual Medicine

Blog Post

Related Post

Bacalah top

Whatsapp popup

Chat with us

X

Back to Top

Cari Artikel

Bacalah image

Bacalah yang menarik