Ayat 44-47: Pendustaan orang-orang kafir kepada Rasul dan Al Qur’an yang dibawanya, dan penangguhan terhadap azab.
فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ (٤٤) وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ (٤٥) أَمْ تَسْأَلُهُمْ أَجْرًا فَهُمْ مِنْ مَغْرَمٍ مُثْقَلُونَ (٤٦) أَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ (٤٧)
Terjemah Surat Al Qalam Ayat 44-47
44. Maka serahkanlah kepada-Ku (urusannya) dan orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Quran)[1]. Kelak akan Kami hukum mereka berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka ketahui[2],
45. dan Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh.
46. Ataukah engkau (Muhammad) meminta imbalan kepada mereka[3], sehingga mereka dibebani dengan hutang[4]?
47. Ataukah mereka mengetahui yang gaib lalu mereka menuliskannya?[5]
Ayat 48-52: Perintah Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam untuk bersabar terhadap gangguan kaum musyrik dan siap memikul beban dakwah.
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ (٤٨) لَوْلا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ (٤٩) فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (٥٠) وَإِنْ يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ (٥١) وَمَا هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ (٥٢)
Terjemah Surat Al Qalam Ayat 48-52
48. Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu[6], dan janganlah engkau seperti (Yunus)[7] orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih.
49. Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela[8].
50. Lalu Tuhannya memilihnya[9] dan menjadikannya termasuk orang yang saleh[10].
51. Dan sungguh, orang-orang kafir itu hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mata mereka[11], ketika mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata, "Dia (Muhammad) itu benar-benar orang gila.”
52. Padahal Al Quran itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam[12].
[1] Yakni balasan terhadap mereka adalah urusan-Ku dan kamu tidak perlu meminta disegerakan.
[2] Yakni Kami akan menambahkan harta dan anak mereka, dan Kami tambahkan rezeki mereka agar mereka tertipu dan tetap terus di atas hal yang membahayakan mereka, karena ini termasuk tipu daya Allah kepada mereka, dan tipu daya Allah terhadap musuh-musuh-Nya begitu kuat dan kokoh.
[3] Dalam menyampaikan risalah.
[4] Yang membuat mereka menjadi tidak beriman. Sedangkan keadaan Beliau tidak seperti itu, Beliau tidak meminta upah sama sekali dalam dakwahnya.
[5] Yakni menuliskan apa yang mereka tahu tentang hal yang gaib, dimana mereka menemukan di sana bahwa mereka berada di atas yang hak dan bahwa mereka akan mendapatkan pahala di sisi Allah. Ini adalah perkara yang tidak sesuai kenyataan, bahkan keadaan mereka adalah keadaan orang yang keras kepala dan zalim, sehingga tidak ada lagi yang tersisa untuk menyikapi mereka selain dengan bersabar terhadap gangguan mereka, siap menerima apa yang muncul dari mereka serta tetap mendakwahi mereka. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu,”
[6] Baik ketetapan qadari maupun syar’i. Ketetapan qadari adalah menyikapinya dengan sabar, tidak keluh kesah dan marah-marah, sedangkan ketetapan syar’i adalah dengan menerima dan tunduk dengan sempurna.
[7] Dalam hal bosan dan terburu-buru serta tidak sabar terhadap sikap kaumnya, ia pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah lalu naik ke perahu, kemudian perahu itu tampak berat hingga hampir tenggelam, maka para penumpang perahu melakukan undian untuk melempar penumpangnya agar perahu tidak tenggelam, ternyata undian jatuh menimpa Yunus, maka Yunus melempar dirinya ke laut dan ia pun ditelan oleh ikan besar. Ketika keadaan seperti itu ia berdoa dalam perut ikan dalam keadaan yang sedih, isi doanya adalah, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.” Maka Allah mengabulkan doanya, ikan yang menelannya pun memuntahkan Yunus ke tanah yang tandus dalam keadaan sakit, lalu Allah menumbuhkan pohon sejenis labu. Inilah maksud firman Allah Ta’ala, “Sekiranya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.”
[8] Karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala merahmatinya, maka Dia mencampakkan Yunus dalam keadaan terpuji dan keadaannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
[9] Yakni memilihnya dan membersihkannya dari kekeruhan.
[10] Yaitu orang yang baik amal, ucapannya, niatnya dan keadaannya. Dengan adanya kisah ini, maka Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan perintah Allah dan bersabar terhadap ketetapan-Nya dengan kesabaran yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun. Maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberikan akibat yang terpuji untuk Beliau, sedangkan musuh-musuh Beliau tidak memperoleh apa-apa selain sesuatu yang menyedihkan mereka, sampai-sampai saking kecewanya mereka ingin menggelincirkan Beliau dengan pandangan mata mereka karena dengki mereka yang begitu mendalam. Inilah gangguan perbuatan yang bisa mereka lakukan dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menjaga Beliau dan menolongnya. Adapun gangguan yang berupa ucapan, maka mereka telah mengatakan kata-kata yang banyak terhadap Beliau sesuai yang diilhamkan oleh hati mereka, dimana mereka terkadang menyebut Beliau sebagai ‘orang gila’, sebagai ‘penyair,’ sebagai ‘dukun’, sebagai pesihir, dsb.
[11] Menurut kebiasaan yang terjadi di tanah Arab, seseorang dapat membinasakan binatang atau manusia dengan menujukan pandangannya yang tajam. Hal ini hendak dilakukan pula kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi Allah memeliharanya, sehingga terhindar dari bahaya itu, sebagaimana dijanjikan Allah dalam surat Al Maidah ayat 67. Kekuatan pandangan mata itu pada masa sekarang dikenal dengan hypnotisme.
[12] Dengan Al Qur’an, seluruh alam menyadari hal yang bermaslahat bagi mereka baik pada agama mereka maupun dunia mereka.
Selesai tafsir surah Al Qalam dengan pertolongan Allah dan taufiq-Nya wal hamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.