Surah Az Zukhruf (Perhiasan)
Surah ke-43. 89 ayat. Makkiyyah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat 1-8: Kedudukan Al Qur’anul Karim dan keadaannya sebagai undang-undang yang kekal bagi umat, wajibnya mengamalkannya dan tetap berhubungan dengannya, serta keadaan orang-orang kafir yang mengolok-olok para rasul.
حم (١) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (٢) إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (٣) وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ (٤) أَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا أَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُسْرِفِينَ (٥) وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِنْ نَبِيٍّ فِي الأوَّلِينَ (٦) وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ نَبِيٍّ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (٧)فَأَهْلَكْنَا أَشَدَّ مِنْهُمْ بَطْشًا وَمَضَى مَثَلُ الأوَّلِينَ (٨)
Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 1-8
1. Haa Miim[1].
2. [2]Demi kitab (Al Quran) yang menerangkan.
3. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab[3] agar kamu mengerti[4].
4. Dan sesungguhnya Al Quran itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi[5] dan penuh hikmah[6].
5. [7]Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan ayat-ayat (sebagai peringatan) Al Qur’an kepadamu[8], karena kamu kaum yang melampaui batas?
6. [9]Dan betapa banyak nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu.
7. Dan setiap kali seorang nabi datang kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya[10].
8. Karena itu, Kami binasakan orang-orang yang lebih besar kekuatannya di antara mereka dan telah berlalu contoh umat-umat terdahulu[11].
Ayat 9-14: Kaum musyrik mengakui bahwa Allah Pencipta langit dan bumi, namun yang mereka sembah malah berhala, bukti-bukti keesaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan keberhakan-Nya untuk diibadahi, dan nikmat Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya.
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ (٩) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٠) وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ (١١) وَالَّذِي خَلَقَ الأزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَالأنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ (١٢) لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ (١٣) وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ (١٤)
Tafsir Surat Az Zukhruf Ayat 9-14
9. Dan jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Pastilah mereka akan menjawab, "Semuanya diciptakan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa[12] lagi Maha Mengetahui[13].”
10. [14]Yang menjadikan bumi sebagai tempat menetap bagimu dan Dia menjadikan jalan-jalan di atas bumi[15] untukmu agar kamu mendapat petunjuk[16].
11. Dan yang menurunkan air dari langit menurut ukuran (yang diperlukan)[17], lalu dengan air itu Kami hidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
12. Dan yang menciptakan semua berpasang-pasangan[18] dan menjadikan kapal untukmu dan hewan ternak yang kamu tunggangi,
13. agar kamu duduk di atas punggungnya[19] kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu[20] apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, "Mahasuci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya[21],
14. dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
[1] Lihat pembahasan tentangnya di awal ayat surah Al Baqarah.
[2] Ini adalah bersumpah dengan Al Qur’an untuk Al Qur’an. Allah Subhaanahu wa Ta'aala bersumpah dengan kitab yang menerangkan dan menyebutkan secara mutlak “menerangkan” namun tidak menyebutkan menerangkan apa, untuk menunjukkan bahwa Al Qur’an menerangkan semua yang dibutuhkan hamba baik yang terkait dengan urusan dunia, agama maaupun akhirat.
[3] Inilah isi sumpahnya, yakni Al Qur’an dijadikan dengan bahasa yang paling fasih, paling jelas, dan paling terang, dan ini di antara kejelasannya. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan hikmahnya.
[4] Baik lafaz maupun maknanya agar lebih mudah dipahami di pikiran.
[5] Di atas kitab-kitab sebelumnya.
[6] Penuh hikmah pada perintah dan larangannya serta beritanya. Oleh karena itu, tidak ada satu pun hukum yang menyelisihi hikmah, keadilan dan keselarasan.
[7] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa hikmah dan karunia-Nya menghendaki untuk tidak membiarkan hamba-hamba-Nya begitu saja; dengan tidak mengutus rasul dan tidak menurunkan kitab meskipun mereka sebagai orang-orang yang melampaui batas lagi zalim.
[8] Yakni apakah Kami akan berpaling dari kamu dan Kami tidak menurunkan kitab kepadamu serta membiarkan kamu (tidak memerintahkan kamu dan tidak melarang) karena kamu berpaling dan tidak mau tunduk kepadanya? Bahkan Kami tetap akan menurunkan kitab dan menerangkan segala sesuatu di dalamnya. Jika kamu mengimaninya maka kamu akan mendapatkan petunjuk, dan jika kamu tidak beriman, maka telah tegak hujjah atas kamu dan kamu di atas masalah yang sudah jelas perkaranya.
[9] Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan ayat ini menerangkan bahwa sudah menjadi sunnah-Nya; Dia tidak meninggalkan mereka begitu saja, bahkan betapa banyak nabi-nabi yang telah diutus-Nya kepada umat-umat sebelum mereka.
[10] Sebagaimana olok-olokkan kaummu kepadamu. Ini merupakan hiburan untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
[11] Yakni Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkannya kepada kamu karena di dalamnya terdapat pelajaran dan agar kamu berhenti dari mendustakan dan mengingkari.
[12] Dengan keperkasaan-Nya semua makhluk tunduk kepada-Nya.
[13] Dia Maha Mengetahui perkara yang tampak maupun tersembunyi, yang awal maupun yang akhir.
Jika mereka mengakui bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala yang menciptakan langit dan bumi, lalu mengapa mereka menjadikan anak, istri dan sekutu untuk-Nya? Mengapa mereka menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak mampu menciptakan dan memberi rezeki, tidak dapat mematikan dan menghidupkan.
[14] Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan di antara dalil yang menunjukkan sempurnanya nikmat dan kekuasaan-Nya, yaitu karena Dia telah menciptakan bumi untuk manusia dan menjadikannya sebagai tempat menetap bagi manusia sehingga mereka bisa melakukan apa yang mereka inginkan di atasnya.
[15] Yakni di antara gunung-gunung.
[16] Yani agar kamu mendapat petunjuk jalan dan tidak tersesat, demikian pula agar kamu mendapat petunjuk dari memperhatikan hal itu; yang menunjukkan bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah membiarkan hamba-hamba-Nya tersesat dan kebingungan, sehingga Dia jelaskan jalan petunjuk agar mereka tidak tersesat dalam meniti hidup di dunia.
[17] Tidak kurang dan tidak lebih, dan hal itu pun disesuaikan dengan ukuran kebutuhan; tidak kurang sehingga tidak memberi manfaat dan tidak banyak sehingga memadharratkan hamba dan negerinya, bahkan Dia menghujani hamba dan menyelamatkan negeri-negeri dari kesengsaraan.
[18] Ada malam dan ada siang, ada panas dan ada dingin, ada laki-laki dan ada perempuan, dst.
[19] Baik punggung kapal maupun punggung binatang ternak.
[20] Yaitu mengakui nikmat Allah, karena Dia telah menundukkannya, serta memuji-Nya.
[21] Yakni kalau bukan karena penundukkan-Nya kepada kami baik kapal maupun hewan ternak, tentu kami tidak akan sanggup menguasainya. Akan tetapi, karena kelembutan dan kemurahan-Nya Dia menundukkannya dan memudahkan sebab-sebabnya.
Maksud ayat ini adalah bahwa Tuhan yang memiliki sifat itu, yaitu melimpahkan berbagai nikmat kepada hamba-hamba-Nya, Dialah yang berhak diibadahi, ditujukan shalat dan sujud serta doa.