Ayat 16-19: Gerak-gerik manusia dan perkataannya dicatat oleh para malaikat.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (١٦) إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (١٧) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (١٨) وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ (١٩)
Terjemah Surat Qaaf Ayat 16-19
16. [1]Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
17. (Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan[2] dan yang lain di sebelah kiri[3].
18. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)[4].
19. Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya[5]. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.
Ayat 20-35: Keadaan pada hari Kiamat, kebangkitan dan penghisaban serta membuka tutup yang menutupi mata manusia agar penglihatannya semakin tajam, hukuman bagi orang-orang kafir dan balasan bagi orang-orang yang bertakwa di akhirat.
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ ذَلِكَ يَوْمُ الْوَعِيدِ (٢٠) وَجَاءَتْ كُلُّ نَفْسٍ مَعَهَا سَائِقٌ وَشَهِيدٌ (٢١) لَقَدْ كُنْتَ فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ (٢٢) وَقَالَ قَرِينُهُ هَذَا مَا لَدَيَّ عَتِيدٌ (٢٣) أَلْقِيَا فِي جَهَنَّمَ كُلَّ كَفَّارٍ عَنِيدٍ (٢٤) مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ مُرِيبٍ (٢٥) الَّذِي جَعَلَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَأَلْقِيَاهُ فِي الْعَذَابِ الشَّدِيدِ (٢٦) قَالَ قَرِينُهُ رَبَّنَا مَا أَطْغَيْتُهُ وَلَكِنْ كَانَ فِي ضَلالٍ بَعِيدٍ (٢٧) قَالَ لا تَخْتَصِمُوا لَدَيَّ وَقَدْ قَدَّمْتُ إِلَيْكُمْ بِالْوَعِيدِ (٢٨) مَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ (٢٩) يَوْمَ نَقُولُ لِجَهَنَّمَ هَلِ امْتَلأتِ وَتَقُولُ هَلْ مِنْ مَزِيدٍ (٣٠) وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ (٣١) هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ (٣٢) مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ مُنِيبٍ (٣٣) ادْخُلُوهَا بِسَلامٍ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُلُودِ (٣٤) لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ (٣٥)
Terjemah Surat Qaaf Ayat 20-35
20. Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari yang diancamkan[6].
21. Setiap orang akan datang bersama (malaikat) penggiring[7] dan saksi[8].
22. [9]Sungguh, kamu dahulu lalai tentang peristiwa ini[10], maka Kami singkapkan tutup (yang menutup) matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam[11].
23. Dan (malaikat) yang menyertai dia[12] berkata, "Inilah (catatan perbuatan) yang ada padaku[13].”
24. Allah berfirman, "Lemparkanlah olehmu ke dalam neraka Jahannam semua orang yang sangat ingkar dan keras kepala[14],
25. yang sangat enggan melakukan kebajikan[15], melampaui batas[16], dan bersikap ragu-ragu ragu-ragu[17],
26. yang mempersekutukan Allah dengan tuhan lain[18], maka lemparkanlah dia ke dalam azab yang keras.”
27. (Setan) yang menyertainya[19] berkata (pula), "Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya, tetapi dia sendiri yang berada dalam kesesatan yang jauh[20].”
28. Allah berfirman, "Janganlah kamu bertengkar di hadapan-Ku[21], padahal sungguh, dahulu Aku telah memberikan ancaman kepadamu[22].”
29. Keputusan-Ku tidak dapat diubah dan Aku tidak menzalimi hamba-hamba-Ku[23].
30. [24](Ingatlah) pada hari ketika Kami bertanya kepada Jahannam, "Apakah kamu sudah penuh[25]?" Ia menjawab, "Masih adakah tambahan?"[26]
31. Sedangkan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa[27] pada tempat yang tidak jauh (dari mereka)[28].
32. (Kepada mereka dikatakan), “Inilah nikmat yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang senantiasa bertobat (kepada Allah)[29] dan memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya)[30].
33. (Yaitu) orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pengasih[31], sekalipun tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertobat[32],
34. masukilah ke (dalam surga) dengan aman dan damai[33]. Itulah hari yang abadi[34].”
35. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya[35].
[1] Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia sendiri yang menciptakan manusia, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Dia mengetahui keadaan mereka, apa yang mereka sembunyikan dan apa yang dibisikkan oleh hati mereka, dan Dia lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya dengan ketinggian Dzat-Nya. Hal ini menghendaki manusia untuk selalu merasakan pengawasan Allah yang mengetahui hati dan batin mereka, sehingga mereka merasa malu jika berbuat maksiat karena senantiasa dilihat-Nya. Demikian pula hendaknya mereka mengetahui bahwa para malaikat yang mencatat ada bersamanya di sebelah kanan dan sebelah kirinya, sehingga mereka menghormatinya dan berhati-hati agar tidak mengerjakan atau mengucapkan kata-kata yang tidak diridhai Allah Rabbul ‘aalamin yang kemudian akan dicatat.
[2] Yang mencatat amal baiknya.
[3] Yang mencatat amal buruknya.
[4] Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),--Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),--Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Terj. Al Infithar: 10-12)
[5] Kepada orang yang lalai lagi mendustakan ayat-ayat Allah.
[6] Kepada orang-orang kafir dengan azab.
[7] Yang menggiringnya ke tempat pemberhentian di hari Kiamat, sehingga ia tidak dapat menolaknya atau mundur.
[8] Yang akan menjadi saksi terhadap amalnya; baik atau buruk, seperti tangan, kaki dan lainnya. Ini menunjukkan perhatian Allah kepada hamba dan dijaga-Nya amal mereka serta akan diberi-Nya balasan secara adil. Hal ini adalah sesuatu yang perlu diperhatikan sekali dan diingat oleh seorang hamba.
[9] Kemudian dikatakan kepada orang kafir atau orang yang berpaling lagi mendustakan pada hari Kiamat secara keras.
[10] Yakni meninggalkan beramal saleh untuknya.
[11] Yakni engkau melihat secara yakin apa yang telah engkau ingkari di dunia. Atau bisa saja ucapan ini dari Allah untuk seorang hamba, karena ketika di dunia ia berada dalam kelalaian terhadap tujuan ia diciptakan, dan pada hari Kiamat ia akan menyadarinya, akan tetapi saat itu bukan waktu untuk mengejar hal yang telah luput. Ini semua merupakan penakut-nakutan dari Allah kepada semua hamba dengan menerangkan apa yang akan diperoleh oleh orang yang mendustakan pada hari yang besar itu. Nas’alullahas salaamah wal ‘aafiyah.
[12] Yaitu malaikat yang Allah serahkan untuk menjaga hamba dan menjaga amalnya, lalu ia mendatangi hamba itu dan membawakan amalnya sambil berkata seperti yang disebutkan dalam ayat di atas.
[13] Yakni aku telah menyelesaikan tugasku, yaitu menjaganya dan menjaga amalnya,” sehingga ia akan diberi balasan sesuai amalnya.
[14] Yaitu mereka yang sangat kafir dan keras kepala kepada ayat-ayat Allah, yang banyak melakukan maksiat dan berani mengerjakan perbuatan dosa.
[15] Seperti zakat, atau ia menghalangi kebaikan untuk dirinya seperti beriman. Demikian pula ia menghalangi dirinya untuk memberikan manfaat kepada orang lain dengan hartanya dan badannya.
[16] Yakni zalim kepada hamba-hamba Allah dan melanggar batasan-batasan Allah.
[17] Dalam agamanya, atau ia ragu-ragu terhadap janji Allah dan ancaman-Nya, sehingga ia tidak beriman apalagi berbuat ihsan, bahkan yang ada adalah kekafiran, kezaliman, keraguan dan kebimbangan serta mengadakan tandingan bagi Allah Ar Rahman.
[18] Yang tidak berkuasa memberikan manfaat maupun madharrat, tidak berkuasa menghidupkan, mematikan maupun membangkitkan.
[19] Yang menyesatkannya di dunia berlepas diri darinya.
[20] Lalu aku mengajaknya, ternyata dia mau mengikutiku. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan berkatalah setan ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencela aku akan tetapi celalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." (Terj. Ibrahim: 22)
[21] Maksudnya, tidak ada faedahnya kamu bertengkar di hadapan-Ku.
[22] Yaitu dengan azab di akhirat jika kamu tidak beriman. Para rasul telah datang kepadamu memberikan peringatan dengan membawa bukti yang nyata sehingga tegak kepadamu hujjah-Nya, namun kamu malah mengingkari dan menolaknya.
[23] Seperti mengazab mereka tanpa ada kesalahan yang mereka lakukan.
[24] Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman menakut-nakuti hamba-hamba-Nya.
[25] Hal ini karena banyak sekali orang yang dilemparkan ke dalamnya.
[26] Neraka Jahanam senantiasa meminta tambahan dari para pelaku dosa dan maksiat karena marah kepada orang-orang kafir, dimana marahnya dilakukan karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala, sehingga Allah meletakkan kaki-Nya yang mulia ke neraka, maka neraka itu berhimpit sambil berkata, “Cukup-cukup,” yakni aku telah penuh.
[27] Yaitu mereka yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
[28] Lalu mereka melihatnya dan menyaksikan apa yang ada di dalamnya berupa kenikmatan dan kesenangan, sehingga membuat mereka rindu memasukinya. Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar (Ya Allah, sesungguhnya kami meminta surga kepada-Mu dan berlindung kepada-Mu dari neraka). Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar. Allahumma innaa nas’alukal jannah wa na’uudzu bika minan naar.
[29] Yakni surga dan apa yang dijanjikan di dalamnya berupa hal yang disenangi jiwa dan sejuk dipandang mata, Allah janjikan untuk setiap hamba yang banyak kembali kepada Allah di setiap waktu dengan beribadah, baik dengan menyebut nama-Nya, mencintai-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, berdoa, takut dan berharap kepada-Nya.
[30] Yakni menjaga perintah Allah dengan melaksanakannya secara ikhlas dan sempurna serta menjaga batasan-batasan (larangan-larangan)-Nya dengan menjauhinya.
[31] Yakni takut kepada-Nya dengan mengenal Tuhannya, berharap kepada rahmat-Nya dan senantiasa takut kepada Allah dalam keadaan gaibnya, yakni dalam keadaan tidak diketahui manusia. Inilah takut yang hakiki, adapun takut ketika di hadapan manusia, maka bisa saja riya’ dan sum’ah sehingga tidak menunjukkan takut. Bahkan takut yang bermanfaat adalah takut baik pada saat terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Bisa juga maksud “bilghaib” dalam ayat di atas adalah sekalipun tidak kelihatan olehnya.
[32] Yakni sifatnya kembali kepada Allah dan terdorong dirinya untuk mengerjakan hal-hal yang diridhai-Nya.
[33] Dari segala kekhawatiran dan keburukan.
[34] Yang tidak ada lagi kematian dan kefanaan.
[35] Dari apa yang mereka kerjakan dan yang mereka minta, dimana tambahan itu tambahan yang belum pernah mereka lihat, belum pernah mereka dengar dan belum pernah terlintas di hati mereka. Dan tambahan yang paling besar dan paling agungnya adalah melihat wajah Allah Yang Mulia, mendengarkan firman-Nya dan bersenang-senang di dekat-Nya. Kita meminta kepada Allah, agar Dia menjadikan kita termasuk mereka, aamiin ya Mujiibas saa’iliin.